Senin, 10 Juni 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Modernisasi dalam bidang tekhnologi transportasi berpengaruh terhadap meningkatnya mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya sehingga  menyebabkan kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma tumpul abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan ini disebabkan oleh karena senjata tajam dan peluru. Oleh karena hal tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ – organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga abdomen yang berakibat kematian. (http://www.askep-trauma-tumpul-abdomen.html.com)

Sedangkan di DIY sepanjang tahun 2009-2010 kejadian trauma abdoman akibat kecelakaan lalu lintas dan tusukan benda tajam masih cukup tinggi, umumnya yang terkena berumur antara 20 – 50 Tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2009 menunjukkan jumlah pasien akibat kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan taruma abdomen  adalah 62,60 % dari satu juta orang, 23,7% orang diantarannya meninggal dunia, sedangkan yang terkena luka tusuk benda tajam mencakup 29,8 % dari satu juta orang, 3,59%  orang diantarannya meninggal dunia. Sepanjang tahun 2010 kejadian kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan trauma tumpul abdomen mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun yang lalu yaitu mencakup 75,40% dari 2 juta orang, 33,59 diantarannya meninggal, sedangkan yang terkena sayatan benda tajam mencakup 52,3% dari 2 Juta orang, 23% diantarannya meninggal karena banyaknya perdarahan (http//:www.suara pembaharuan.com_angka kejadian abdomen_ Yuanda M.)
Akibat trauma abdomen bagi pasien dan keluarga sangat mempengaruhi perubahan fisik maupun psikologis . Untuk itu diperlukan penanganan serius dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran perawat memegang peranan penting terutama dalam memberikan pelayanan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan  dan kiat keperawatan.

Menurut Nursalam (2001), proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis , dinamis dan teratur yang didasarkan pada kegiatan ilmiah yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan tahap evaluasi keperawatan serta dokumentasi. Dalam memberikan pelayanan keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan dalam bekerja sama dengan medis yaitu dokter dan untuk mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan pasien perlu adanya peran kolaborasi antara perawat dan dokter. Pasien sebagai fokus keperawatan memenuhi kebutuhan bio-psikososial-spiritual, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, dimana manusia dilihat sebagai sistem terbuka yang terdiri dari komponen keluarga, masyarakat, dan sosio kultural sebagai supra sistem dan organ sebagai subsistem.
Keperawatan sebagai praktek profesional diharapakan mampu mengimbangi pengetahuan anggota tim kesehatan lain dalam memberikan perawatan pada pasien dengan trauma abdomen, sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan pasien secara holistik yang didasari keterampilan intelektual, tehnikal, dan interpersonal.
Pada Ujian Akhir Program yang dilaksanakan  pada tanggal 5-6 Agustus 2010 di Ruang D Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta penulis mendapatkan kasus klien dengan trauma abdomen post laparotomi dan ileustomi. Proses keperawatan harus dilakukan untuk merawat dan memantau sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak terjadi komplikasi.

B.  Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Memenuhi Ujian Akhir Program dan meningkatkan keterampilan perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan pendekatan proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan pengkajian pada klien dengan trauma abdomen dibidang bio psiko sosial spiritual
b.      Membuat diagnosa keperawatan dengan memprioritaskan masalah keperawatan.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Modernisasi dalam bidang tekhnologi transportasi berpengaruh terhadap meningkatnya mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya sehingga  menyebabkan kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma tumpul abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan ini disebabkan oleh karena senjata tajam dan peluru. Oleh karena hal tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ – organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga abdomen yang berakibat kematian. (http://www.askep-trauma-tumpul-abdomen.html.com)

Sedangkan di DIY sepanjang tahun 2009-2010 kejadian trauma abdoman akibat kecelakaan lalu lintas dan tusukan benda tajam masih cukup tinggi, umumnya yang terkena berumur antara 20 – 50 Tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2009 menunjukkan jumlah pasien akibat kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan taruma abdomen  adalah 62,60 % dari satu juta orang, 23,7% orang diantarannya meninggal dunia, sedangkan yang terkena luka tusuk benda tajam mencakup 29,8 % dari satu juta orang, 3,59%  orang diantarannya meninggal dunia. Sepanjang tahun 2010 kejadian kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan trauma tumpul abdomen mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun yang lalu yaitu mencakup 75,40% dari 2 juta orang, 33,59 diantarannya meninggal, sedangkan yang terkena sayatan benda tajam mencakup 52,3% dari 2 Juta orang, 23% diantarannya meninggal karena banyaknya perdarahan (http//:www.suara pembaharuan.com_angka kejadian abdomen_ Yuanda M.)
Akibat trauma abdomen bagi pasien dan keluarga sangat mempengaruhi perubahan fisik maupun psikologis . Untuk itu diperlukan penanganan serius dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran perawat memegang peranan penting terutama dalam memberikan pelayanan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan  dan kiat keperawatan.

Menurut Nursalam (2001), proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis , dinamis dan teratur yang didasarkan pada kegiatan ilmiah yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan tahap evaluasi keperawatan serta dokumentasi. Dalam memberikan pelayanan keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan dalam bekerja sama dengan medis yaitu dokter dan untuk mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan pasien perlu adanya peran kolaborasi antara perawat dan dokter. Pasien sebagai fokus keperawatan memenuhi kebutuhan bio-psikososial-spiritual, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, dimana manusia dilihat sebagai sistem terbuka yang terdiri dari komponen keluarga, masyarakat, dan sosio kultural sebagai supra sistem dan organ sebagai subsistem.
Keperawatan sebagai praktek profesional diharapakan mampu mengimbangi pengetahuan anggota tim kesehatan lain dalam memberikan perawatan pada pasien dengan trauma abdomen, sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan pasien secara holistik yang didasari keterampilan intelektual, tehnikal, dan interpersonal.
Pada Ujian Akhir Program yang dilaksanakan  pada tanggal 5-6 Agustus 2010 di Ruang D Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta penulis mendapatkan kasus klien dengan trauma abdomen post laparotomi dan ileustomi. Proses keperawatan harus dilakukan untuk merawat dan memantau sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak terjadi komplikasi.

B.  Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Memenuhi Ujian Akhir Program dan meningkatkan keterampilan perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan pendekatan proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan pengkajian pada klien dengan trauma abdomen dibidang bio psiko sosial spiritual
b.      Membuat diagnosa keperawatan dengan memprioritaskan masalah keperawatan.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Modernisasi dalam bidang tekhnologi transportasi berpengaruh terhadap meningkatnya mobilitas manusia berkendaraan di jalan raya sehingga  menyebabkan kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma tumpul abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan ini disebabkan oleh karena senjata tajam dan peluru. Oleh karena hal tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan menimbulkan robekan dari organ – organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan penumpukan darah dalam rongga abdomen yang berakibat kematian. (http://www.askep-trauma-tumpul-abdomen.html.com)

Sedangkan di DIY sepanjang tahun 2009-2010 kejadian trauma abdoman akibat kecelakaan lalu lintas dan tusukan benda tajam masih cukup tinggi, umumnya yang terkena berumur antara 20 – 50 Tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2009 menunjukkan jumlah pasien akibat kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan taruma abdomen  adalah 62,60 % dari satu juta orang, 23,7% orang diantarannya meninggal dunia, sedangkan yang terkena luka tusuk benda tajam mencakup 29,8 % dari satu juta orang, 3,59%  orang diantarannya meninggal dunia. Sepanjang tahun 2010 kejadian kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan trauma tumpul abdomen mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun yang lalu yaitu mencakup 75,40% dari 2 juta orang, 33,59 diantarannya meninggal, sedangkan yang terkena sayatan benda tajam mencakup 52,3% dari 2 Juta orang, 23% diantarannya meninggal karena banyaknya perdarahan (http//:www.suara pembaharuan.com_angka kejadian abdomen_ Yuanda M.)
Akibat trauma abdomen bagi pasien dan keluarga sangat mempengaruhi perubahan fisik maupun psikologis . Untuk itu diperlukan penanganan serius dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran perawat memegang peranan penting terutama dalam memberikan pelayanan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan  dan kiat keperawatan.

Menurut Nursalam (2001), proses keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis , dinamis dan teratur yang didasarkan pada kegiatan ilmiah yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan tahap evaluasi keperawatan serta dokumentasi. Dalam memberikan pelayanan keperawatan sebagai subsistem pelayanan kesehatan dalam bekerja sama dengan medis yaitu dokter dan untuk mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan pasien perlu adanya peran kolaborasi antara perawat dan dokter. Pasien sebagai fokus keperawatan memenuhi kebutuhan bio-psikososial-spiritual, sehingga diperlukan pendekatan yang komprehensif, dimana manusia dilihat sebagai sistem terbuka yang terdiri dari komponen keluarga, masyarakat, dan sosio kultural sebagai supra sistem dan organ sebagai subsistem.
Keperawatan sebagai praktek profesional diharapakan mampu mengimbangi pengetahuan anggota tim kesehatan lain dalam memberikan perawatan pada pasien dengan trauma abdomen, sehingga dapat mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan pasien secara holistik yang didasari keterampilan intelektual, tehnikal, dan interpersonal.
Pada Ujian Akhir Program yang dilaksanakan  pada tanggal 5-6 Agustus 2010 di Ruang D Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta penulis mendapatkan kasus klien dengan trauma abdomen post laparotomi dan ileustomi. Proses keperawatan harus dilakukan untuk merawat dan memantau sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak terjadi komplikasi.

B.  Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Memenuhi Ujian Akhir Program dan meningkatkan keterampilan perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan pendekatan proses keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan pengkajian pada klien dengan trauma abdomen dibidang bio psiko sosial spiritual
b.      Membuat diagnosa keperawatan dengan memprioritaskan masalah keperawatan.

AsKep Trauma Abdomen.......


BAB III
PENGELOLAAN KASUS


A.  PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Mahasiswa/ NIM        : Yusep Purwo Darminto/0701142       Jam : 07.15 WIB
Tanggal                     : 4 Agustus 2010                                          
I.     IDENTITAS
a.    Pasien
Nama                                 : Sdr. S
Umur                                 :22 tahun
Jenis kelamin                     :Laki-laki
Agama                               :Islam
Status perkawinan             :Belum kawin
Pendidikan                         :SMP
Bangsa                               :Indonesia
Alamat                               :Bumiharjo, Kebumen, Jawa Tengah
Tanggal masuk RS             :22 Juli 2010
Ruang                                :D Rumah Sakit Bethesda
Diagnosa                            :Dehisensi post laparatomi, trauma abdomen
b.    Keluarga/ Penanggung Jawab
Nama                                 :Bp. A
Hubungan                          :Adik
Alamat                               :Bumiharjo, Kebumen, Jawa Tengah
II.  RIWAYAT  KESEHATAN PASIEN
1.    Kesehatan Pasien
a.    Keluhan utama saat dikaji : nyeri di luka operasi skala nyeri 5, nyeri seperti ditusuk-tusuk , durasinya 1 menit, hilang timbul, durasi 1 menit.
b.     Alasan masuk Rumah sakit :     Pasien mengatakan tanggal 12 Juli 2010 kecelakaan lalu lintas sepeda dengan mobil, kemudian klien masuk RSU PKU Muhamadiyah, Kebumen sudah menjalani operasi laparatomi, kemudian tanggal 22 Juli 2010 jahitan di operasinya putus dan klien dibawa ke Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tanggal 22 Juli 2010 dan klien hanya tahu kalau lukanya ada infeksi.
c.    Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan tanggal 12 Juli 2010 kecelakaan lalu lintas klien ditabrak mobil dari arah belakang, kemudian klien masuk RSU PKU Muhamadiyah, Kebumen sudah menjalani operasi dan mendapat program terapi pengobatan yatu Infus RL 20 tts/menit, Injeksi ceftriaxone 2X1 gram, Kalnex 2X500 mg, Ketorolac 2X1 gram, Metronidazol infus 2X1 (500 mg). Karena jahitan di abdomen putus dan terjadi infeksi maka klien dirujuk ke RS.Bethesda datang di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tanggal 22 Juli 2010. Diterima di IGD Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dilakukan pemeriksaan tekanan darah 90/60 mmHg, pemeriksaan laboraturium yaitu PDL, SGOT/SGPT, Ureum, Kreatinin, GDS, Albumin, Elektrolit, ureum creatinin, USG, dan mendapat terapi ceftazidine 1 gram, Mentronidazol 1 Flabot (500 mg), ranitidine 1 amp, Ketorolac 1 amp dan didiagnosa trauma abdomen, terpasang duwer catheter dan program lanjutan diruangan adalah perawatan luka. Tanggal 23/7/2010 jam 02.30 dibawa ke Ruang D untuk perawatan lebih lanjut.
d.   Riwayat penyakit lalu
Klien belum pernah di rumah sakit sebelumnya
e.    Alergi : Pasien mengatakan tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.

III.        Pola Kebiasaan Klien
1.      Pola nutrisi
a.       Sebelum sakit
Frekuensi                       : 3x sehari
Jenis makanan                : Nasi, sayur, lauk pauk (Tahu bacem)
Porsi yang dihabiskan    : Klien menghabiskan porsi yang disediakan
Kebiasaan makan           : Makan di rumah
Nafsu makan                 :Baik
Jenis  minuman              : Air putih dingin
Banyak minum              : 6-8 gelas/hari (1200-1600 cc)
b.      Selama sakit
Jenis Diet                       : Peptisol
Frekuensi                       : 3X0,5 gram (Setengah gelas:30cc/jam)
Banyak minum              :100 – 150 CC
Jenis minuman               :air putih


2.      Pola eliminasi
a.        Sebelum sakit
1)      BAB
Frekuensi                 : 1x sehari
Waktu                      : tak tentu
Konsisten                 : Lembek           
Keluhan tidak ada
2)      BAK
Frekuensi                 : 4-5 x sehari
Warna                      : Kuning
Bau                          : khas urine
b.      Selama sakit
1)      BAB
Klien memakai ileustomi bag
Warna                      : coklat tua
Konsistensi              :cair
Bau                          : khas faces
2)      BAK, klien terpasang douwer catheter
Jumlah                     : 100 cc (saat pengkajian)
Warna                      : kuning
Keluhan                   :terasa perih saat keluar urine.



3.      Pola aktivitas – Istirahat – Tidur
a.       Sebelum sakit
1)      Aktivitas sehari-hari, klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
Mandi




Berpakaian




Eliminasi




Mobilisasi di tempat tidur




Pindah




Makan / minum




Ket :  0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain & alat
4 : tergantung total
2)      Kebutuhan tidur
Jumlah tidur               :8 Jam
Klien tidur siang       : 1-2 jam
Klien tidur malam     : 6jam
b.      Selama sakit
1)      Keadaan aktivitas
Kemampuan  perawatan diri
0
1
2
3
4
Makan/ minum




Mandi




Toileting




Berpakaian




Mobolitas di TT




Berpindah




Ambulasi/ ROM




Ket :  0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain & alat
4 : tergantung total
2)      Kebutuhan Tidur
Jumlah tidur             :6 jam (sering terbangun)
Tidur siang               : 1 Jam
Tidur malam : 5 jam
Keluhan                   :klien susah tidur karena takut jika kantung fasesnya bocor
3)      Kebutuhan istirahat :Kebutuhan istirahat klien terganggu karena mendengar suara bisik.
4.      Pola kebersihan diri
a.    Kebersihan Kulit
    Pasien dimandikan oleh perawat 2x sehari, memakai sabun dan alat mandi umum lainnya.

b.    Kebersihan Rambut
  Rambut pasien kotor, berminyak
c.    Kebersihan Telinga
  Pasien membersihkan telinganya pada saat dimandikan
d.   Kebersihan Mata
  Pasien membersihkan matanya pada saat dimandikan
e.    Kebersihan Mulut
  Pasien membersihkan mulutnya pada saat dimandikan
f.     Kebersihan kuku
  Pasien memotong kuku apabila kuku panjang
5.      Pola Persepsi- Pemeliharaan kesehatan
l  Intelektual
    Pasien mengatakan ingin segera cepat sembuh meskipun ada luka di perutnya
6.      Pola Reproduksi – Seksualitas
Klien belum menikah
7.      Pola kognitif – persepsi/ sensori
Keadaan klien sadar, dapat mendengar dengan baik memahami perintah yang diberikan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran maupun penglihatan
8.      Pola Konsep diri
·        Identitas diri : Klien mengenal dirinya sendiri
·      Ideal diri: Klien ingin cepat sembuh
·      Harga diri : Klien menrima penyakitnya dan tidak malu
·      Gambaran diri : Klien bedrest
·      Peran diri: klien sebagi anak dan sudah bekerja
9.      Pola koping
Klien saat ada masalah segera mencari pertolongan
10.  Pola peran berhubungan
Klien bekerja sebagai sebagai buruh kayu, sistem pendukung klien selama sakit yaitu orang tua, selama sakit hubungan dengan keluarga dan masyarakat terganggu.
11.  Pola nilai dan keyakinan      : klien beragama Islam, selalu sholat 5 waktu dan selama sakit klien berdoa diatas tempat tidur.

IV.        PEMERIKSAAN FISIK
1.      Pengukuran tanda vital
a.       TD                   : 110 / 70 mmHg        
b.      Nadi               : 70 x/ menit
c.       Respirasi          : 22 x/ menit
d.      Suhu                : 36,70 C
2.      Tingkat kesadaran
·         Kuantitatif  : GCS;15   E: 4, V: 5, M: 6
·         Kualitatif    : Composmentis
3.      Keadaan umum : Klien tampak sakit sedang, terpasang infus otsu-DS :40 tts/menit, terpasang DC, drain.
4.      Pemeriksaan Fisik
a.    Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut bersih dan hitam, mudah rontok, finger print + di dahi.
b.    Mata
Konjungtiva merah keputihan, sklera putih, refleks terhadap cahaya positif.  
c.    Telinga
Bentuk telinga kanan kiri simetris, ada sekret, dan membran tympani utuh
d.   Hidung
     Septum ditengah, tidak terdapat sekret
b.    Mulut dan tenggorokan
Warna lidah keputihan dan kotor, Mukosa bibir kering, uvula berada di tengah, tonsil T1.
c.    Leher
     Tidak ada pembesaran tyroid dan limfe.
d.   Dada
a)   Inspeksi
Dada simetris kanan kiri, warna kulit dada coklat, tidak ada kelainan bentuk dada barel chest, pigeon chest, funnel chest
b)   Palpasi
Simetris pada saat bernapas, tidak ada massa, tidak terdapat nyeri tekan
c)   Perkusi
Bunyi dullness pada daerah jantung, bunyi sonor pada lapang paru. batas atas paru ICS 2, batas bawah paru ICS 5,  batas atas jantung ICS 2, batas bawah jantung ICS 5, batas kanan jantung ICS 4 sternalis dextra, batas kiri jantung ICS 4 mid clavicularis sinistra
d)  Auskultasi
Suara napas vesikuler di semua lapang dada, tidak terdapat suara tambahan seperti ronchi, wheezing,rales, friction rub.
e.    Payudara
Tidak ada massa
f.     Punggung
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang seperti kiposis, lordosis, dan skoliosis
g.    Abdomen
a)   Inspeksi
Umbilikus berada ditengah, umbilikus bersih, warna kulit coklat, ada luka laparatomi dan ileustomi
b)   Auskultasi
Bising usus 5x/menit
c)   Perkusi
Terdengar tympani
d)  Palpasi
Terdapat nyeri tekan di keempat kuadran abdomen, teraba benjolan di kuadran kanan atas dan bawah.
h.    Anus dan Rektum
Tidak ada haemoroid, scrotum membesar, anus kotor
i.      Genetalia
Terpasang douwer catheter, skrotum membesar, ada iritasi pada skrotum.
j.      Ekstremitas
                                               i.      Atas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari seperti syndactili dan polidactili, tidak ada oedem, tonus 5!5
                                             ii.      Bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari seperti syndactili dan polidactili, tidak ada oedem tonus otot 5!5
k.      Integumen
Turgor kulit elastis, ada iritasi kulit pada luka laparotomi dan ileustomi

V.   Diagnostic Test
1.    Laboratorium     :
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 29 Juli 2010
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Eosinofil
Basofil
Segmen
Limfosit
Monosit
Eritrost
RDW
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
MPV
PDW
Glukoa sewaktu
Ureum
Kreatinin
Total protein
Albumin
Globulin
Masa pendarahan
Masa penjendalan
11.70
33.1
4.47
2.2
0.4
52.0
23.7
21.7
3.94
12.50
84.00
29.70
35.30
57.4
7.80
8.10
117
43.7
0.50
6.40
2.10
2.8
2.50
10.0
L gr%
L %
H ribu/mmk
%
%
H %
L %
%
Juta/mmk
%
L fL
L pg
g/dL
ribu/mmk
fL
fL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
L gr/dL
L gr/dL
gr/dL
menit
menit
12.00-18.00
41.0-53.0
4.10-10.90
0.0-5.0
0.0-2.0
47.0-80.0
13.0-40.0
2.0-11.0
4.50-5.90
11.60-14.80
92.00-121.00
31.00-37.00
29.00-36.00
140.0-440.0
4.00-11.00

70.0-140.0
10.0-50.0
0.80-1.40
6.60-8.70
3.50-5.50

2.00-7.00
5.00-12.00

            Hasil Pemeriksaan Laboraturium tanggal 30 Juli 2010
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hemoglobin
Hematokrit
10.70
31.1

L gr%
L %

12.00-18.00
36.0-46.0

2.    Hasil radiologi tanggal 28 Juli 2010
Jenis : BNO IVP
Hasil :
Reaksi alergi terhadap bahan kontras : (0)
Pengisian kontras pada SPC kedua ren serentak kanan-kiri. SPC dan nephrogram kedua ren tampak cuping : dbn. Passage kontras pada kedua ureter lancar sampai kontras mengisi VU. Tidak tampak adanya penyempitan maupun dilatasi abnormal dari kedua ureter.
Konsentrasi kontras pada VU densitas cukup, tidak tampak adanya filling defect maupun additional defect, tidak tampak adanya lesi dengan kontras enchancement.
Kesan :
Radiologis fungsi kedua rend an fungsi voiding tampak baik, tidak tampak tegas adanya obstruksi urolithiasis maupun ekstra pasasi kontra.

     PROGRAM  PENGOBATAN
1.    Cefotaxim 2x1gr
Indikasi : Infeksi saluran nafas bawah, saluran kemih, ginekologi, kulit, tulang dan rawan sendi, saluran pencernaan, susunan saraf pusat. Bakterimia dan septikemia
KI        : Hipersensitif terhadap sefalosporin, penderita ginjal berat
ES        :Hematologi, raksi hipersensitif, gangguan fungsi hati dan ginjal.
2.    Metronidazol 2x500mg
Indikasi           : Pencegahaninfeksi anaerob pasca operasi
KI                    :Hipersensitif terhadap kehamilan trimester 1
ES                    :mual, muntah, rasa tidak enak di abdomen.             
3.    Rantin 150mg/oral
Indikasi           : sama dengan diatas
ES                    :Sakit kepala, pusing, gangguan GI, dan ruam kulit  
4.    Imodium 1x2mg
Indikasi : untuk menetralisir asam lambung
KI        : Inhibisi peristaltik, gangguan fungsi hati.
ES        :Mulut kering, mual, dan muntah.
5.    Tutofusin (2 X 500 ml)
Indikasi : Terapi protektif berhubungan dengan fungsi hati, nutrisi.
KI        :Intolerensi fruktosa dan sorbitol, keracunan metanol.









ANALISA DATA

No.
Data
Masalah
Penyebab
1
DS  : Pasien mengatakan nyeri perut sebelah kiri, skala :5
DO : pada palpasi ada nyeri tekan di keempat kuaran,wajah nampak menahan sakit
nyeri
Terputusnya kontinuitas jaringan
2
DS : Pasien mengeluh haus dan lemas
DO : - Mukosa bibir kering
-          Finger print (+)
-          Keluar cairan warna merah di selang drain abdomen
-          Klien selama sakit dibatasi minumnya 30 cc/jam
Kekurangan volume cairan
Intake cairan yang tak adekuat
3
DS : -Klien mengatakan kulit luka dan gatal
DO : ada pembesaran skrotum dan kulit mengiritasi jaringan
Kerusakan integritas kulit



Gangguan sirkulasi perifer
4.
DS :
DO : Keluar pus di luka laparotomi, AL :4,47 rb/mmk, terpasng DC
Potensial septicemia
Masuknya mikroorganisme sekunder ke tubuh
5.
DS : Klien mengatakan aktivitas perlu dibantu orang lain
DO : - Klien bedrest ttal
-          ADL dibantu
-          Klien terlihat lemas
Defisit perawatan diri
Kelemahan fisik
6
Ds : klien tidak tahu tentang penyakitnya hanya tahu dirujuk ke Bethesda karena infeksi
Do :klien bingung, gelisah
Kurang pengetahuan tentang penyakit
Kurangnya sumber informasi










DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jariangan, ditandai dengan :
DS  : Pasien mengatakan nyeri perut sebelah kiri, skala :5
DO : pada palpasi ada nyeri tekan di keempat kudran,wajah nampak menahan sakit
2.    Defisit volume cairan b/d intake cairan  tidak adekuat ditandai dengan :
DS : - Pasien mengatakan haus dan minum dibatasi yaitu 30cc/jam
     DO : - Mukosa bibir kering
-  Finger print (+)
-  Keluar cairan warna merah di selang drain abdomen
3.    Kerusakan integritas kulit b/d ketidakadekuatan kebiasaan personal hygiene, ditandai dengan :
DS : -Klien mengatakan kulit luka dan gatal
DO : ada pembesaran skrotum dan kulit mengiritasi jaringan
4.    Potensial septicemia b/d  Masuknya mikroorganisme sekunder
DS : -
DO : Keluar pus di luka laparotomi, AL :4,47 rb/mmk, terpasng DC, keluar pus melalui penis saat penggantian douwer cateter.
5.    Defisit  perawatan diri b.d kelemahan fisik, ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan aktivitas perlu dibantu orang lain
DO : - Klien bedrest ttal
-ADL dibantu
-Klien terlihat lemas
6.    Kurang pengtahuan tentang penyakit b/d Kurangnya sumber informasi ditandai dengan :
Ds : klien tidak tahu tentang penyakitnya hanya tahu dirujuk ke Bethesda karena infeksi
Do :klien bingung, gelisah